“ Din, ayo dong cepetan, mau ujan
ni.”
“Iya iya bentar dong masih pakai
jilbab ni.”
“Kamu itu pakai jilbab aja lama
banget sich, kayak orang membatik aja.”
“Iya iya, bawel banget sich kamu
mit… ayo ayo.”
“Gitu dong… dari tadi kek.”
“ Aduh….. bawel anget sich ini
anak, yang peningkan udah selesai.”
Aku dan dinda
pergi menuju warnet. Tiba-tiba kaki dinda tersandung batu. Untung saja ada
Zevan yang menangkap dinda.
Zevan adalah
anak putra dari pondok yang sama, hanya saja dia adalah anak putra dan aku anak
putri. Pondok putra ada didepan sedangkan yang belakang adalah pondok putri.
Zevan anak baru di pondok ini. Dia itu sangat sombong, tapi banyak banget
teman-temanku yang suka sama dia. Tapi nggak heran juga sich kalau banyak
santri putri yang suka dengan dia, secara diakan pintar, ganteng, kaya lagi.
Tapi sayang sombongnya minta ampun dech….
Setelah menolong
dinda, dia langsung saja pergi tanpa menghiraukan ucapan terimakasih dari
dinda.
“ Ya ampun…tadi aku ditangkap sama
zevan, kayak mimpi aja.” Kata dinda senang.
“ Ach… kamu itu lebay banget sich,
gitu aja.” Sautku.
“Biarin dong… aku tau, kamu pasti
pengen yach…??? Hayoooo ngaku!!!”
“ Hach….gue?? nggak banget kali,
cowok kayak gitu aja.”
“ Ach kamu mit… jangan-jangan
kamu…?????.”
“ Jangan-jangan apa??? Kamu mau
bilang kalau aku nggak normal.” Sautku.
“ Ya abisnya kamu itu tomboy, terus
nggak ada cowok yang kamu suka lagi, masak cowok sekeren zevan aja kamu nggak
suka.”
“ Ach kamu ini, aku normal lagi.
Cuma aku itu belum nemuin cowok yang mirip krateria aku aja. Ach… udah-udah
ngapain kita berantem gara-gara cowok, ayo kita pergi entar warnetnya penuh
lagi.”
“ Iya iya bawel.”
Sampai di
warnet, aku menempati komputer nomor 6 dan dinda ada disampingku. Tiba-tiba
dinda berteriak, aku kaget. “ Ada
apa sich kamu din??? Teriak-teriak aja, memang ini warnet nenek moyang kamu
apa???”.
“ Iya iya sorry, abisnya zevan udah
ngonfirm pertemananku.”
“Aduuuhhh…… zevan lagi zevan lagi,
aku kira ada apa?? Gitu aja teriak-teriak, kayak dikejar maling aja.”
“ Emang…. Aku dikejar-kejar maling
hatiku yaitu zevan.”
“ Haduch….. udah-udah. Bosan aku
ngomongin itu orang.”
“ Hhhmmm…… kamu itu.”
Hari ini aku
bangun telat karena aku lagi dapat bonus dari yang diatas, terus nggak ada yang
bangunin aku lagi. Aku telat mandi dan hamper telat kesekolah. Aku terburu-buru
dan hampir saja menabrak zevan. Untung nggak nabrak..
Tapi lagi-lagi
aku bertengkar sama dia gara-gara jalan.
“ Apa-apaan sich kamu, aku mau
lewat ni, udah telat tau.” Kataku marah.
“ Aku juga mau lewat, kamu tu yang
menghalangi jalanku.” Saut zevan.
“ Apa gue??? Jelas-jelas kamu yang
menghalangi jalanku, memang ini jalanan punya nenek moyang kamu apa.”
Aku dan zevan
terus bertengakar dan bel sekolah sudah terdengar , aku berlari dengan cepat
agar nggak telat, untung saja nasib baik masih bersamaku, aku nggak telat
nyampai disekolah.
Disekolah aku marah-marah nggak
jelas kayak orang kemasukan setan, teman-teman sekelas pada takut semua.
Akhirnya
classmeeting disekolahku sudah dimulai dan aku ditunjuk untuk mewakili kelas dalam
lomba debat, karena aku pinter ngomong dan bawel banget. Ya… aku sich fine-fine
aja, menang kalah urusan belakang.
Tapi…… “ Aducchhh…… kenapa si tokek
belang zevan itu juga ikut lomba debat?? Perasaan nggak dilomba aja, setiap
bertemu juga usah debat terus dech…. Aducchhh…. Sial… sial… sial…, kenapa harus
dia dan dia lagi sich?? Nggak ada cowok lagi apa selain dia.” Batinku kesal
Akhirnya semua
lomba sudah selesai dan hari ini adalah penutupan classmeeting . Hari ini
diumumkan juara dari semua perlombaan dan Alhamdulillah sich kelasku nggak
menang sama sekai… hehehehehe ^_^
“kelasku mlempem ni, tapi nggak
apa-apa karena kita semua udah melakukan yang terbaik buat kelas, kalau nggak
menang juga nggak apa-apa, kan
ada pepatah kegagalan awal dari kemenangan.” Kataku.
Dipondok ada
kegiatan KOMA ( Komunitas Koma ) yang diadakan setiap 1 bulan sekali. Awalnya
sich aku males banget buat ikut kayak gituan, tapi karena teman-teman yang
memaksa , ya….. mau nggak mau ikut aja dech buat menyenangkan hati teman.
Aku ikut dalam kegiatan puisi dan
hari ini pemilihan kelompok dan “ Ya ampun… kayaknya hidup aku nggak bisa
tenang dech, bener-bener apes banget. Masak aku harus 1 kelompok sama zevan
sich. Aduuuhhh…… mau jadi apa entar kelompokku, bisa-bisa jadi kelompok yang
paling heboh lagi gara-gara aku sama zevan bertengkar terus.” Kataku dalam hati
Aku protes biar aku nggak 1
kelompok sama zevan dan aku nggak sadar kalau aku sama zevan bicaranya
barengan.
“ Aku mau pindah kelompok.” Aku dan
zevan.
Teman-teman yang ada disini
menyoraki aku dan zevan, aku WTD aja begitupun dengan zevan.
Kata pengurus kelompok yang sudah
terpilih tidak bisa dipindah atau diubah lagi. Ya… dengan sangat terpaksa aku
menerima kalau aku harus 1 kelompok dengan zevan.
1 tahun sudah
aku dipondok pesantren ini, waktu terasa berjalan begitu cepat dan aku naik
kekelas 2 MAN, aku mengambil jurusan BHS dan teman-temanku banyak yang
mengambil jurusan IPS. Och yhaw…. Kalau musuh aku zevan itu ngambil jurusan
IPA. Aku bingung sampai kelas 2 ini hubunganku dengan zevan tetap saja buruk.
Waktu liburan semester aku pulang
kerumah dan mendengar kabar bahwa ibuku
telah tiada. Aku sedih, aku marah, hatiku hancur, aku ingin berteriak
sekeras-kerasnya. Tapi aku harus mengiklaskan kepergian ibuku agar disana dia
bisa senang dan aku akan selalu mendoakanmu ibu.
Setelah ibuku
meninggal, pamankulah yang membiayai
semua kebutuhan dan pendidikanku. Sudah 1 minggu aku dirumah dan hari
ini aku harus kembali ke pondok pesantren. 2 jam berlalu dan aku sampai
dipesantren, aku berjalan menuju pondok
dan aku melewai pondok putra. Aku erjalan sangat cepat sampai kakiku terkilir
dan aku hampir saja jatuh, unting saja ada seseorang yang menolongku dari
belakang, jadi aku tidak jadi jatuh. Dia menangkap tubuhku dan dia setelah aku
melihat orang yang menolongku. Tiba-tiba…. Brak… aku terjatuh karena zevan
melepaskan tangannya.
“ aduch…” teriakku.
“ hahahaha….. kasian.” Ledek zevan
“ Ach…. Kurang ajar banget sich lo,
sakit tau.”
“ Memang aku pikirin, mangkanya
kalau jadi cewek itu jangan galak-galak dong.”
“ Apa urusan kamu, terserah aku
dong. Aku mau galak, mau lembut, terserah dong. Oww…. Jangan-jangan kamu takut
ya sama aku.”
“ What…?? Seorang zevan takut sama
nenek lampir kayak kamu.!! Nggak mungkin
banget.”
“Apa?? Nenek lampir?? Kamu itu
tokek belang!! Aduchh…” Sambil merintih kesakitan.
“ Tokek belang?? Dasar nenek
lampir!! Sakit ya?? Kasian… hahaha.” Ledek zevan.
“ Ach…. Awas kamu.”
Setelah meledekku dia pergi. Dan
tanpa sadar ternyata anak putra dan putri telah melihat pertengkaranku dengan
zevan. “Aduuuhh…… malu banget ni, mau ditaruh mana mukaku ini.” Batinku.
Untung aja gus dan nengnya lagi
nggak ada dipondok, jadi aku nggak ditakzir gara-gara bicaraku kasar dan nggak
soapan. Gus dan neng dipondokku memang jarang berada dipondok karena kesibukan
mereka masing-masing.
Hari ini ada
kumpulan KOMA. Seperti biasa aku dengan zevan bertengkar. Sampai-sampai
anak-anak yang ada disini tertawa melihat aku dengan zevan.
Kakak pengurus menyuruh zevan untuk
maju kedepan membacakan puisi. Zevan memang pandai membaca puisi. Tapi meskipun
begitu aku nggak mau mengakui kalau zevan lebih baik daripada aku.
Waktu pulang
sekolah, aku berjalan sambil melamun jadi aku nggak melihat apa yang ada
didepanku. Aku hampir saja diserempet motor tapi untunglah ada yang
menyelamatkanku. Dia mendorongku ketepian. Dan ternyata yang menyelamatkan aku
adalah orang yang sama waktu aku akan jatuh dipondok, dia adalah zevan.
“ Kamu itu kalau jalan jangan
sambil melamun dong.” Zevan marah
“Ya… mana aku tau kalau didepan ada
motor.”
“ Ya mangkannya kamu itu jangan
melamun terus, kalau kamu ketabrak gimana??? Siapa yang mau tanggung jawab??
Hach??.”
“ Biasa aja dong. Iya-iya aku nggak
bakal melamun lagi. Makasih udah selamatin aku.”
“ Oke, permintaan maaf diterima,
memang kamu kenapa kok melamun gitu??.” Tanya zevan.
“ Nggak apa-apa kok. Tumben kamu
tanya-tanya??? Jangan-jangan kamu khawatir ya sama aku???.” Candakku
“ Apa??? Aku khawatir sama nenek
lampir kayak kamu??? Nggak banget, aku cuma nggak mau aja jadi saksi kalau
entar kamu ketabrak, soalnya cuma ada aku disitu.”
“ Iya-iya, dasar tokek belang.”
Setelah kejadian
itu, hubunganku mulai membaik dengan zevan. Ternyata zevan tak seburuk yang aku
kira. Setelah lebih dekat dan lebih mengenal dia, ternyata dia itu baik, jail
dan lucu.
Zevan menjadi kakak-kakak’anku
dipondok ini. Biasalah namanya juga santri pasti punya kakak-kakak’an atau
adik-adik’an. Aku sering curhat dengan zevan dan dia selalu memberi solusi yang
baik untukku.
Hari ini adalah
hari ulang tahunku, dan setelah pulang sekolah aku dikerjain sama teman-teman.
Tasku diambil dan aku diguyur air dan tepung dari atas, belum lagi teman-teman
yang ada dibawah. Mereka melempari aku dengan telur.
Aduuuhhh……. Bau banget dech aku.
Aku langsung keatas dan mandi, tapi susah banget menghilangkan bau telurnya.
Baunya masih menempel di badan.
Setelah mandi aku kekamar dan
dikamar ada kado, katanya sich dari zevan.
Waahhh….. penasaran ni, apa ya
isinya????. Aku mulai membuka kado dari zevan dan isinya adalah………. Jam tangan
yang sudah lama banget aku incer. Waaahhh…… senang banget rasanya, tapi kok dia
tau ya kalau aku pengen banget jam tangan ini. Teman-teman sekamarku menyoraki
aku, jadi malu ni, hehehe ^_^
Hari demi hari
telah ku lewati, sampai-sampai nggak terasa sudah 3 tahun aku dipondok ini.
Tinggal dipondok memberikanku banyak banget pelajaran-pelajaran yang bermanfaat
dan menghargai semua yang telah diberikan oleh yang kuasa. Walaupun sedih harus
tinggalin pondok ini, mau nggak mau aku harus tetap pergi dan meneruskan
pendidikanku di bangku kuliah. Rencananya sich aku akan 1 kuliah dengan bersama
zevan.
Baru beberapa
minggu aku menginjak bangku kuliah, aku mendengar kabar yang membuatku shock,
kabar yang membuatku sedih, kabar bahwa zevan mengidap penyakit yang mematikan.
Zevan mengidap penyakit kanker otak stadium 4.
“ Och tuhan… kenapa orang sebaik
zevan mempunyai penyakit yang begitu ganas. Sembuhkanlah dia ya Allah.” Dalam
doaku.
Setelah mendengar
kabar itu aku langsung menuju kerumah zevan, sesampai dirumah zevan aku menuju
kekamarnya. Disana banyak keluarga zevan yang menjaganya. Dan tubuhku lemas
melihat keadaan zevan yang terbaring ditempat tidur tak berdaya.aku tak tega
melihatnya seperti itu.
Aku sempat berbicara dengan zevan,
dan aku baru tau kalau dia diam-diam mencintaiku. Tapi apa yang terjadi????
Setelah dia menyatakan perasaannya padaku, matanya mulai terpejam dan tak lupa
dia mengucapkan 2 kalimat shahadad. Aku mulai meneteskan air mata, aku sedih,
aku merasa kehilangan, begitupun dengan keluarganya.
“ Kak zevan… andai kau tau kalau
aku juga mencintaimu. Tapi mengapa kamu harus meninggalkanku terlebih dahulu.
Ikhlas atau tidak, aku tetap harus mengikhlaskanmu, agar kamu pergi dengan
tenang. Walaupun kita tidak bisa bersama disini tapi kita akan bersama dialam sana. Pergilah dengan
tenang kak zevan.”
Setelah kepergian
zevan, aku belum bisa membuka hati untuk setiap cowok yang mendekatiku, karena
dihatiku hanya ada 1 nama yaitu ZEVAN.
Sekarang aku. tidak memikirkan
perjalanan cintaku, biarlah yang kuasa yang menulis
semua cerita tentangku.
Sekarang yang aku pikirkan adalah
aku harus bisa menyenangkan kedua orangtuaku yang sudah disurga bersama zevan.
Tak ketinggalan pamanku yang telah menggantikan kedua orangtuaku untuk
menafkahiku.
Aku bertekat untuk menggapai
cita-cita dan akan membantu orang-orang yang membutuhkan.
AKU
PASTI BISA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar