Apakah cinta terlarang itu dosa? Apakah mencintai sesama itu suatu nista?
Berdosakah kita? Biarlah cinta ini terlarang . . .
Dihina dan dikutuk semua mata
Dicela ditempat bumi kita berpijak
Jangan pedulikan kata mereka
Mencintai dan memilikimu
Menyayangi dan menjagamu
Adalah dosa terindah
Yang membawaku dalam kedamaian
Tiada rasa sesal
Telah membawamu kejalanku
Karena kutau kau menikmatinya
Kita saling mencinta
Hapus semua lukamu
Dengan melangkah bersamaku
Jauhkan diri dari dendam
Pada mereka yang tidak mengerti cinta
Abel adalah gadis lugu yang hidup dan dibesarkan dalam
keluarga yang agamis. Abel selalu memakai jilbab kemanapun pergi. Tapi tidak
ada yang menyangka bahwa Abel memiliki deviate yang oleh sebagian besar dan
sangat menjijikkan.
Abel juga tidak mengira kalau dia suka dengan sesamanya. Semua berawal
dari ciuman pertamanya dengan Vira, temannya yang baru pulang dari Jakarta.
“Apa-apaan sih kamu Vir?” Tanya Abel marah.
“Apanya yang apa-apaan sich Bel?” Vira bingung.
“Ow … biasa saja kali Bel, emang ciuman itu cuma boleh dilakukan sama
cewek dan cowok aja? Gak bel … aku tuh udah biasa kalau ketemu sama temenku. Gaya anak Jakarta
emang gitu bel. Jadi gak perlu kaget dech!! Jelas Vira.
“Ya bukaya gitu, tapi kalau cewek sama cewek kesannya lesbi sedangkan
kalau sama cowok itu kan
biasa. Lagian ciuman itu dosa Vir, sebelum kita nikah!!.
“Ya gak lah … lo kira gue lesbi apa??
“Gak, aku gak nuduh kamu, maksud aku gak gitu”.
“Hmmm … yang udah dech lupain aja, mau main ke rumahku gak.
“Kapan-kapan aja dech, lagi repot ini”
“Ow … ya udah, tapi jangan sampai lupa yach! Aku tunggu.
“Sip”.
Setelah Abel pergi, dalam hati Vira berkata.” Untung saja bel gak curiga
kalau gue ini seorang lesbian”.
Setelah ciuman itu, Abel selalu teringat dan tidak bisa melupakannya.
Pengalaman ini tidak pernah akan dilupakannya seumur hidup. Saat itulah Abel
menyadari kalau dia lahir di tubuh yang salah. Jiwanya tidak mencintai
laki-laki melainkan perempuan.
Abel kemudian bergerak menjauh dari dunia yang selama ini dijalaninya.
Hatinya mencari dimana dunia tempat seharusnya ia berada.
Abel telah lulus SMA dan ia meneruskan kuliahnya di Jakarta, di Jakarta Abel tinggal bersama Vira
di rumah Vira. Inilah kebebasan pertamanya. Saat memasuki kuliah, kuliah di Jakarta telah memberikan
jalan menemukan dunia yang selama ini dicarinya. Di dunia lesbian.”Akhirnya,
aku menemukan kehidupanku di sini!!” Kata Abel. Pencariannya membawa pada
sebuah usaha, penghancuran nurani membersihkan semua kesuciannya. Sejak
mengenal dunia lesbi ini, Abel tidak lagi memakai jilbab melainkan membuka
jilbabnya dan memakai pakaian-pakaian yang sangat ketat dan sexi.
Vira telah mengenalkan banyak temannya kepada Abel dan kebanyakan teman
Vira adalah seorang lesbian. Abel sering keluar malam dengan teman-temannya.
Cinta pertamanya berlabuh pada seorang perempuan teman kuliahnya yang
bernama Susi. Abel terus mendekati Susi dan ternyata Susi juga seorang lesbian.
Usaha Abel untuk mendekati Susi tidak sia-sia, Susi membalas cinta Abel,
malam-malam Susi bermain ke rumah Abel dan mengajak Abel untuk keluar ke teman.
Dan ditaman inilah Susi menembakku”. Bel, dari pertama, gue liat lo. Rasanya
ada yang beda, ia itu asyik dan gue suka ma lo, lo mau gak jadi pacar gue.
“ lo beneran sama gue, ia nggak lagi ngerjain gue kan.”
“lo kira gue bohong? Gak bel ini beneran, gue bener-bener suka sama lo.”
Tiba-tiba Susi memegang tanganku, aku langsung menerimanya lalu dia
memelukku.
Perjalanan cinta Abel dan Susi tidak berjalan lama. Hanya 3 bulan saja.
Setelah putus dari Susi, Abel berpindah-pindah dari pelukan kekasih yang satu
ke kekasih yang lain. Dosa terindah menjadi kenikmatan yang tak berkesudahan
yang terus menjerat jiwanya.
Saat cinta terindah datang, Abel berhadapan dengan sebuah peristiwa yang
sangat menyakitkan yang pernah dialaminya kekasihnya (Dian) telah meninggal
karena sebuah peristiwa yang mengenaskan, waktu itu, Dian ingin menjemput Abel pulang
kuliah, tapi tak disangka motornya tabrakan dengan truk, tubuhnya terpental
jauh, tangan dan kakinya putus nyawanya tak dapat ditolong lagi.
Saat itulah hati Abel goyah, jiwanya yang semakin repuh menggiringnya
pada upaya bunuh diri.
“ Tuhan!!!
Mengapa kau ambil nyawanya disaat kumulai mencintai dan menyayanginya, kenapa
Tuhan?? Kenapa??? Kenapa harus dia, kenapa bukan aku saja, aku tak mau berpisah
dengannya Ya Allah, lebih baik aku juga mati dari pada aku harus hidup tanpa
dia!! “Abel putus asa”.
Abel loncat dari gedung, tapi upayanya behasil dicegah oleh pemuda yang
tak dikenalnya, pemuda yang begitu dekat dengan matanya tapi jauh dari
pandangannya.
Dalam do’a terindahnya, Abel terbangun dari mimpi panjang dan membawanya
kembali pada jilbab terakhir dan satu-satunya. Jilbab yang selalu melindungi
kehormatan dan menjadi cinta terakhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar